Tauladan Etos Kerja Khulafaurrasyidin

1) Abu Bakar as Shiddiq -radliyallahu anhu.
Sahabat yang bernama Abdullah bin Abi Quhafa ini adalah pedagang sukses era jahiliyah. Abu bakar merupakan salah satu orang kaya suku Quraisy. Saat memeluk Islam, Ayah Aisyah -radliyallahu anhuma- ini menginfakkan hartanya untuk menyebarkan Islam dan membebaskan budak.

Ketika mendapat amanah sebagai khalifah, terlihat Abu Bakar menuju pasar membawa barang dagangan.
Umar bin Khattab dan Abu Ubaidah -radliyallahu anhuma- menyapanya dan bertanya: “Kemana engkau hendak pergi, wahai Khalifah Rasulillah?”

Abu Bakar menjawab: “Pasar”.

Umar dan Abu Ubaidah: “Apa yang akan kamu lakukan? Bukankah engkau dipercaya mengatur urusan muslimin?”
Abu Bakar: “(Kalau aku tidak berjualan), bagaimana aku memberi makan keluargaku?”
Umar dan Abu Ubaidah: “Kembalilah (pulang), kami akan menetapkan bagimu bagian (gaji)”.
Akhirnya, Abu Bakar mendapat gaji dari baitul maal sehingga khalifah pertama itu lebih fokus mengatur urusan muslimin.

2) Umar bin Khatthab -radliyallahu anhu.
Umar adalah seorang saudagar. Beliau serius dalam berbisnis di pasar hingga berkata, “(Pernah) bisnis dan transaksi membuatku lupa mendengar (belajar) hadits Rasulullah -shallallahu alaihi wa sallam.
Khalifah kedua itu berkata, “Tak ada tempat yang lebih aku senangi dimana kematian mendatangiku, melebihi tempat aku berjual-beli untuk menghidupi keluargaku”.
Beliau sangat menyayangkan orang-orang yang menganggur dan berkata, “Sungguh langit tak menurunkan hujan emas dan perak”. Dan beliau sangat hormat kepada penghafal Al Quran dan selalu memotivasi mereka, “Wahai para qurra, carilah rizki Allah, dan jangan menjadi beban bagi orang lain”.

3) Usman bin Affan -radliyallahu anhu
Menantu Rasulullah -shallallhu alaihi wa sallam- ini seorang pedang baju. Baik masa jahiliyah maupun masa Islam dikenal sebagai saudagar sukses yang dermawan. Pada situasi-situasi genting, beliau selalu tampil mendermakan hasil kerjanya untuk umat. Rahasia sukses bisnisnya terungkap dalam prinsip dagangnya, “Aku tak pernah menolak laba (berapapun aku terima), dan tak pernah menyembunyikan cacat”

4) Ali -radliyallahu anhu
Suami Fathimah -radliyallahu anhuma- ini bukan pedagang, tapi seorang pekerja ulet. Beliau bekerja merawat kebun kurma dan menghidupi keluarga dari upah yang halal itu. Dan mengerjakan keperluan keluarga secara mandiri.

Sepenggal pengalaman, semoga kita bisa meneladani para pemimpin itu: etos kerja, semangat mencari rizki halal, menyumbangkan hasil kerja untuk perjuangan, dan tidak menumpuk kekayaan dengan cara mendhalimi orang lain.

Malang, 8 Rajab 1440H

You might like

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.