SUKA & TIDAK SUKA

Oleh: Ustadz Dr. Ahmad Djalaluddin, Lc. MA

وعَسَى أَنْ تَكْرَهُوا شَيْئًا وَهُوَ خَيْرٌ لَكُمْ وَعَسَى أَنْ تُحِبُّوا شَيْئًا وَهُوَ شَرٌّ لَكُمْ وَاللَّهُ يَعْلَمُ وَأَنْتُمْ لَا تَعْلَمُونَ (216) البقرة

“Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu; Allah Maha Mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui.” (QS. Al Baqarah: 216)

 وعَاشِرُوهُنَّ بِالْمَعْرُوفِ فَإِنْ كَرِهْتُمُوهُنَّ فَعَسَى أَنْ تَكْرَهُوا شَيْئًا وَيَجْعَلَ اللَّهُ فِيهِ خَيْرًا كَثِيرًا (19)

“Dan bergaullah dengan mereka secara patut. Kemudian jika kamu tidak menyukainya, (maka bersabarlah) karena mungkin kamu tidak menyukai sesuatu , padahal Allah menjadikan padanya kebaikan yang banyak”. (QS. Al Nisa`: 19)

Ayat 216 Al Baqarah berbicara tentang jihad dan tentang luka yang dialami oleh para pejuang. Sedangkan Al Nisa: 19 tentang hubungan suami-istri yang berujung duka akibat keretakan rumah tangga.

Ayat pertama hadir dalam konteks ibadah –ukhrawiyah, sedang ayat ke dua dalam konteks muamalah dunia.
Itulah kaidah kehidupan. Kebaikan dan kebahagiaan milik Allah dan menurut Allah, bukan milik manusia atau menurut manusia.

Ibu Nabi Musa –‘alaihi al salam- khawatir ketika Musa kecil berada di tengah keluarga Fir’aun. Padahal, ada kebaikan bagi pertumbuhan kehidupan Musa.

Nabi Yusuf–‘alaihi al salam- tinggal di istana yang megah, padahal sebelumnya harus melewati kehidupan rumit bahkan hampir menelan jiwa.

Ummu Salamah –radliyallahu ‘anha- bersedih saat suami tercintanya wafat. Tapi, beliau pernah mendengar doa yang diajarkan Rasulullah –shallallahu ‘alihi wa sallama. Ummu Salamah pun berdoa:

 إنَّا لِلَّهِ وَإِنَّا إِلَيْهِ رَاجِعُونَ، اللَّهُمَّ أَجِرْنِـيْ فِيْ مُصِيْبَتـِيْ وَأَخْلِفْ لِيْ خَيْرًا مِنْهَا

“Sesungguhnya kami milik Allah dan sesungguhnya kami akan kembali kepada-Nya. Ya Allah, berilah aku pahala dalam musibahku ini dan gantilah untukku yang lebih baik dari musibah ini.”
Doa ini bila dibaca oleh orang yang tertimpa musibah, maka ia akan diganti dengan yang lebih baik (HR. Muslim).

Ummu Salamah ketika berdoa sempat berfikir: aku minta ganti yang lebih baik? Siapakah yang lebih baik dari suamiku? Baginya, yang penting adalah berdoa dan tetap yakin bahwa Allah akan mengganti yang lebih baik.

Ummu Salamah tidak pernah menyangka bahwa pengganti Abu Salamah adalah Rasulullah –shallallahu ‘alaihi wa sallama.

Kebahagiaan hanya tergantung pada Allah, bukan pada makhluk. Apapun yang ditetapkan Allah, pasti ada kebaikan, meskipun kadang kebaikan itu dirasa setelah waktu berjalan panjang.

Nabi Muhammad –shallallahu ‘alaihi wa sallama- mengajarkan doa:

اللَّهُمَّ إِنِّي أَسْأَلُكَ الصِّحَّةَ وَالْعِفَّةَ وَالْأَمَانَةَ وَحُسْنَ الْخُلُقِ وَالرِّضَا بِالْقَدَرِ

“Ya Allah, aku memohon kepadamu kesehatan, kehormatan, amanah, akhlak yang baik, dan ridha kepada taqdir.” (HR. Bukhari)

Wallahu a`lam bisshawab

Malang, 19 Safar 1438H
Join Telegram:
http://telegram.me/ahmadjalaluddin

Silahkan disebarkan channel Telegram ini, semoga bermanfaat dan menjadi amal jariyah kita. Aamiin..

You might like

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.