Kehadiran di tanah suci bukanlah perjalanan biasa. Langkah yang jauh itu merupakan spiritual journey, perjalanan spiritual menuju Allah -ta’ala, menjadi *dhuyuf al Rahman* (tetamu Allah Yang Maha Pengasih).
Tamu yang baik hadir dengan tujuan, tidak sekedar bertandang. Tujuan itu menjadi niat, tekad dan motivasi. Dan di antara niatan luhur itu adalah meraih kebaikan-kebaikan yang disebutkan oleh ayat ini:
(إِلَّا الَّذِينَ تَابُوا وَأَصْلَحُوا وَاعْتَصَمُوا بِاللَّهِ وَأَخْلَصُوا دِينَهُمْ لِلَّهِ فَأُولَٰئِكَ مَعَ الْمُؤْمِنِينَ ۖ وَسَوْفَ يُؤْتِ اللَّهُ الْمُؤْمِنِينَ أَجْرًا عَظِيمًا * مَا يَفْعَلُ اللَّهُ بِعَذَابِكُمْ إِنْ شَكَرْتُمْ وَآمَنْتُمْ ۚ وَكَانَ اللَّهُ شَاكِرًا عَلِيمًا)
Kecuali orang-orang yang bertobat dan memperbaiki diri dan berpegang teguh pada (agama) Allah dan dengan tulus ikhlas (menjalankan) agama mereka karena Allah. Maka mereka itu bersama-sama orang-orang yang beriman dan kelak Allah akan memberikan pahala yang besar kepada orang-orang yang beriman. Allah tidak akan menyiksamu, jika kamu bersyukur dan beriman. Dan Allah Maha Mensyukuri, Maha Mengetahui”(QS. Al Nisa’: 146-147)
Kebaikan niat dan tekad yang disebutkan ayat itu, yang melandasi perjalanan spiritual adalah:
- Memperbanyak tobat kepada Allah, memohon ampunan atas segala dosa yang dilakukan.
- Bertekad memperbaiki diri, memperbaiki hubungan kepada Allah, dan memperbaiki hubungan dengan istri/suami, anak-anak, orang tua, dan lingkungan.
- Bertekad untuk kembali kepada ajaran Allah dalam segala urusan kehidupan.
- Mengikhlaskan semua amal hanya untuk Allah -ta’ala.
- Senantiasa bersyukur atas nikmat yang diterima.
- Selalu menjaga dan meningkatkan iman.
Dengan enam tekad, niat, dan motivasi itu, Allah -subhanahu wa ta’ala- akan menganugerahkan hal-hal berikut:
- Digolongkan sebagai mukminin (orang beriman).
- Diberi pahala yang besar.
- Dihindarkan dari adzab.
- Allah -ta’ala- mensyukuri amal-amal baik yang ditunaikan.
Wallahu a’lam bisshawab
Madinah, 30 Shafar 1440H