Rahasia Sukses Abdurrahman bin Auf

Abdurrahman bin Auf itu model. Para pengaji ekonomi syariah, para saudagar muslim, dan pegiat muamalah syariyah pasti mengenalnya. Sahabat Nabi yang sekaligus pebisnis sukses ini menjadi panutan dalam berniaga. Bila ingin melihat koglomerat yang memiliki modal bahagia dunia dan akhirat, beliaulah orangnya.

Ketika hijrah ke Madinah, sebagaimana muhajirin lainnya, Abdurrahman meninggalkan seluruh apa yang dimilikinya di Mekkah. Hanya berbekal 4 dirham (sekitar Rp. 280.000) Abdurrahman merintis bisnis di negeri yang baru. Beliau memilih usaha mandiri dan menolak dengan halus tawaran Saad bin Rabi yang menawarkan sebagian hartanya dan salah satu istrinya untuk dinikahi.

Kata Abdurrahman kepada Saad, “Saudaraku, semoga Allah memberkahi harta dan keluargamu. Aku belum membutuhkan apa yang kau tawarkan. Besok, tunjukkan aku di mana letak pasar”.

Itulah iffah. Ibnu Auf ini menjaga kehormatan dirinya, lebih memilih mandiri dari pada bergantung pada orang lain. Teringat hadits Nabi –shallallahu alaihi wa sallam- yang menyatakan bahwa menikmati hasil kerja pribadi lebih baik daripada bergantung pada belas kasih orang lain.

Waktu berlalu sehingga berkembanglah bisnis Abdurrahman. Suatu hari Abdurrahman mendatangi Nabi dan bercerita bahwa ia baru saja menikahi seorang perempuan dari Anshar dengan mahar emas. Rasulullah mendoakan keberkahan baginya dan memerintahkan, “ Aulim wa lau bi syaatin”, walimahlah (buat resepsi nikah) meskipun dengan seekor kambing (HR. Al Bukhari).

Kisah sukses Abdurrahman juga diketahui dari curhatnya yang berbeda dengan kebiasaan para pebisnis lain. Walid Yamani dalam Istiratijiyyat Sittati Rijali al Amal Haula al Rasul menyebutkan kisah Abdurrahman bin Auf yang mendatangi Ummu Salamah–radliyallahu anha. Abdurrahman menyampaikan keluhannya.
“Ya Ummaaa (Bunda). Sungguh aku takut dan khawatir bila hartaku yang banyak justru menghancurkan diriku!”
Ummu Salamah, “Ya Bunayya (anakku), sedekahkan hartamu. Karena sungguh aku mendengar Rasulullah –shallallahu alaihi wa sallam- berkata, “Sesungguhnya di antara sahabatku ada yang tak pernah lagi melihatku setelah aku berpisah dengannya”.

Curhat yang berkualitas. Curhat bukan karena tak memiliki uang, tapi curhat karena uang yang dimiliki terlalu banyak dan beliau khawatir harta itu akan membinasakan hidupnya.

Apa rahasia sukses Abdurrahman bin Auf? Ada yang bertanya kepada Abdurrahman, “Apa kunci suksesmu sehingga engkau memiliki kekayaan seperti ini?”

Abdurrahman menjawab, “Ada tiga. Aku tidak pernah menolak laba (berapapun besarnya), bila ada yang menawar daganganku (hewan) aku tidak pernah menunda penjualan, dan aku tidak pernah menjual dengan pembayaran tunda”.

Dalam Ihya Ulum al Din disebutkan kisah bahwa Abdurrahman bin Auf menjual seribu ekor onta. Beliau tidak mengambil laba dari penjualan onta-onta itu, melainkan mengambil laba dari tali yang melilit di leher onta-onta itu.
Wallahu alam bisshawab

Malang, 12 Rajab 1439H

You might like

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.