Oleh: Ustadz Dr. Ahmad Djalaluddin, Lc. MA.
Khadijah binti Khuwailid –radliyallahu `anha.
Wanita mulia dari keluarga terhormat. Merintis bisnis sebelum menikah dengan Nabi Muhammad –shallallahu `alahihi wa sallam. Bermodal besar berasal dari hibah ayahnya, Khuwailid bin Asad. Khadijah juga mendapat warisan dari suami pertama, Abu Halah bin Zurarah Al Tamimi, juga dari suami kedua yang bernama `Atiq bin A`idz.
Khadijah merintis bisnis ketika usia 20 tahun. Meskipun para konglomerat Arab jahiliyah banyak berinvestasi ribawi, tapi Khadijah enggan bertransaksi ribawi atau dagang khamar.
Banyak yang meminangnya, tapi Khadijah enggan menerima mereka sebagai suami. *Walid Yamani* bercerita dalam bukunya, bahwa Khadijah bermimpi aneh. Ia melihat mentari yang besar jatuh di rumahnya dari langit kota Mekkah. Sinar mentari itu menyinari segenap penjuru.
Khadijah menceritakan mimpi itu kepada sepupunya, Waraqah bin Naufal. Waraqah berkata, “Khadijah, engkau akan menikah. Mentari yang kau lihat adalah pertanda datangnya penutup Nabi. Bila mentari itu masuk rumahmu, maknanya engkau akan menjadi istrinya.”
Dr. Asyraf Muhammad Dawabah bercerita bahwa Khadijah adalah pengusaha muslimah pertama, pemilik ekspedisi bisnis besar hingga ke Syam dan Yaman, serta bisnis di musim dingin maupun musim panas.
Qailah Ummu Bani Anmar –radliyallahu `anha.
Qailah Ummu bani Anmar mendatangi Rasulullah di Marwah dan berkata, “Ya Rasulullah, saya ini pedagang. Bila aku membeli sesuatu maka aku menawar lebih rendah dari yang aku inginkan. Kemudian aku tambah hingga mencapai yang aku inginkan. Dan bila aku menjual sesuatu, maka aku tawarkan harga yang lebih besar dari yang aku inginkan. Kemudian aku turunkan hingga mencapai yang aku inginkan.”
Rasulullah menjawab:
لَا تَفْعَلِي يَا قَيْلَةُ إِذَا أَرَدْتِ أَنْ تَبْتَاعِي شَيْئًا فَاسْتَامِي بِهِ الَّذِي تُرِيدِينَ أُعْطِيتِ أَوْ مُنِعْتِ وَإِذَا أَرَدْتِ أَنْ تَبِيعِي شَيْئًا فَاسْتَامِي بِهِ الَّذِي تُرِيدِينَ أَعْطَيْتِ أَوْ مَنَعْتِ
“Jangan seperti itu Qailah, jika kau membeli sesuatu tawarlah sebesar yang kamu inginkan, (apakah nanti) diberikan kepadamu atau tidak. Dan bila kamu menjual sesuatu tawarkan harga yang kau inginkan, dan apakah nanti kau berikan atau tidak”. (HR. Ibnu Majah)
Zainab binti Jahsy –radliyallahu `anha.
Beliau istri Rasulullah –shallallahu `alaihi wa sallam. Muslimah pengrajin, menenun kain, menyamak kulit, dan menjual hasilnya kemudian menyedekahkan penghasilannya fi sabilillah.
Aisyah –radliyallahu `anha– meriwayatkan bahwa Rasulullah berkata kepada para istrinya, “Di antara kalian yang paling dulu menyusulku adalah yang paling panjang tangannya.”
Aisyah berkata, “Kami pun menjulurkan tangan memastikan siapakah yang paling panjang tangannya. Ternyata dia adalah Zainab, karena ia bekerja dengan tangannya dan menyedekahkan penghasilannya.” (HR. Muslim)
Dan masih banyak lagi para muslimah era nubuwah yang menjadi pengusaha sukses sekaligus menjadi penopang dakwah Islam.
Wallahu a`lam bisshawab
Malang, 27 Rabiul Awal 1438H