- Ibrahim -‘alaihi al salam- berharap agar ayahnya menjadi muslim. Tapi, Allah -ta’ala- tak menghendaki, padahal Azar adalah ayah dari khalil (kekasih) Nya.
- Nuh -‘alaihi al salam, hamba yang banyak bersyukur, berharap anaknya menjadi muslim. Tapi, Allah -ta’ala- enggan, padahal Nuh memohon dan meminta.
- Muhammad -shallallahu ‘alaihi wa sallam- berharap pamannya masuk Islam. Tapi, Allah tak menurunkan hidayahNya, padahal Abu Thalib menjadi pendukung dan penopang dakwah Muhammad.
- Allah -ta’ala- menjadikan kita muslim tanpa meminta. Allah menganugerahkan kepada kita apa yang tidak dianugerahkan kepada Ibrahim (Islamnya ayah), Nuh (Islamnya anak), dan Muhammad (Islamnya paman).
Karunia yang agung….
ْ ۚ إِنَّ اللَّهَ لَذُو فَضْلٍ عَلَى النَّاسِ وَلَٰكِنَّ أَكْثَرَ النَّاسِ لَا يَشْكُرُونَ (سورة البقرة: 243)
“Sesungguhnya Allah mempunyai karunia terhadap manusia tetapi kebanyakan manusia tidak bersyukur”.
Nikmat Islam mengalahkan segala jenis kenikmatan lainnya.
الْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِي هَدَانَا لِهَٰذَا وَمَا كُنَّا لِنَهْتَدِيَ لَوْلَا أَنْ هَدَانَا اللَّهُ ۖ (سورة الأعراف: 43)
“Segala puji bagi Allah yang telah menunjuki kami kepada (surga) ini. Dan kami sekali-kali tidak akan mendapat petunjuk kalau Allah tidak memberi kami petunjuk”.
Malang, 2 Jumadil Tsani 1439H