Tak hanya ilmu, skill, atau piranti material yang diperlukan oleh anak-anak kita. Mereka membutuhkan Allah untuk membangun masa depannya. Karena Allah –taala- Maha Kuasa memberikan yang terbaik bagi kehidupan mereka. Sehingga harapan termulia orang tua pada anaknya adalah seperti ungkapan bayi Isa -alaihi al salam,
“Allah menjadikan aku seorang yang diberkahi di mana saja aku berada”. Anak-anak yang diberkahi itu kemudian menunaikan shalat, berzakat, berbakti kepada orang tua dan tidak sombong (QS. Maryam: 31-33).
Anak yang mubarakah tak turun tiba-tiba. Pastinya ada upaya: spiritual dan material yang dilakukan orang tua. Said bin Musayyib –rahimahullah- memberi contoh dengan berkata kepada anaknya,
“Nak, ayah benar-benar menambahi shalat dengan harapan ayah mendapatkan penjagaan untukmu.Kemudian beliau membaca: “Dan ayah keduanya seorang yang shalih” (QS. Al Kahfi: 82) (Jami al Ulum wa al Hikam).
Anak yang mubarakah adalah buah dari tarbiyah (pendidikan). Bagaimana orang tua mendidik dirinya dan menyiapkan masa depan anaknya, akan turut memengaruhi turunnya berkah pada keluarga dan anak-anak. “Dan orang-orang yang beriman, beserta anak cucu yang mengikuti mereka dalam keimanan, Kami pertemukan mereka dengan anak cucu mereka (di dalam surga)” (QS. Al Thur: 21).
Anak yang diberkahi adalah buah tarbiyah. Ada proses dan langkah yang dijalani sehingga anak-anak layak menerima berkah dari Allah -taala. Di antara upaya dan langkah itu adalah:
- Menanamkan iman dan takwa pada anak. “Sekiranya penduduk negeri beriman dan bertakwa, pasti Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi” (QS. Al Araf: 96). Dalam Tafsir al Sadi disebutkan, bila iman yang tulus terpatri dalam hati, terbukti dalam amal, serta taqwa lahir dan batin diterapkan dalam kehidupan dengan cara meninggalkan yang diharamkan, niscaya berkah langit dan bumi akan terbuka. Hujan pun turun dan pepohoan tumbuh atas perintah Allah. Hidup mereka menjadi aman, nyaman, dan ringan, tanpa bersusah payah karena Allah -taala- memudahkan hidup mereka.
- Mendekatkan anak pada Al Quran, Kitab yang diturunkan dengan penuh berkah (QS. Al Anam: 92). Al Quran itu mubarak, maka mubarak pula anak-anak yang membacanya, menghafalnya, dan mengamalkannya.
- Membiasakan anak bangun subuh. Shakhar al Ghamidi –radliyallahu anhu- meriwayatkan doa Rasulullah –shallallahu alaihi wa sallam, “Ya Allah, berkahi umatku di pagi harinya” (HR. Turmudzi). Doa ini dipraktikkan oleh Shakhar dengan cara memberangkatkan dagangannya di pagi hari (mruput). Shakhar memperoleh laba yang besar dan hingga ia bingung menyimpannya.
- Membiasakan anak bersedekah, memberi anak makanan yang halal, dan sebagainya.
Wallahu a`lam bisshawab
Malang, 4 Dzulhijjah 1439H