Hadirnya Ramadhan adalah nikmat. Banyak kaum muslimin berharap menjumpai bulan mulia itu. Doa pun dipanjatkan kepada Allah -ta’ala:
“Allahumma ballighnaa Ramadlana”, Ya Allah, sampaikan kami pada bulan Ramadhan.
Setiap muslim layak bergembira menyambut bulan yang penuh fasilitas itu, karena Ramadhan itu karunia Allah yang pantas disambut dengan suka cita. Allah berfirman:
(قُلْ بِفَضْلِ اللَّهِ وَبِرَحْمَتِهِ فَبِذَٰلِكَ فَلْيَفْرَحُوا هُوَ خَيْرٌ مِمَّا يَجْمَعُونَ)
Katakanlah: “Dengan kurnia Allah dan rahmat-Nya, hendaklah dengan itu mereka bergembira. Kurnia Allah dan rahmat-Nya itu adalah lebih baik dari apa yang mereka kumpulkan”. [Surat Yunus 58]
Ibarat dagang, Ramadhan merupakan even tijarah raabihah, bisnis yang beruntung. Terjadi transaksi antara hamba dengan Allah -ta’ala. Kadang manusia berposisi sebagai pedagang dan Allah sebagai pembeli.
“Sesungguhnya Allah telah membeli dari orang-orang mukmin diri dan harta mereka dengan memberikan surga untuk mereka”…(QS. Al Taubah: 111).
Dan kadang Allah sebagai panjual dan manusia membeli dagangan-Nya. Rasulullah -shallallahu ‘alaihi wa sallam- bersabda,
“Katahuilah, sesungguhnya dagangan Allah itu mahal. Dagangan Allah itu surga” (HR. Turmudzi)
Sebagaimana pedagang yang selalu siap ambil bagian saat ada peluang, maka selayaknya tiap muslim bersiap ambil bagian berlomba meraih dagangan Allah: rahmah, maghfirah, dan surga.
Selamat beribadah, taqabbalallah minna wa minkum.
Mohon maaf atas segala khilaf.
Malang, Penghujung Sya’ban 1439H
