Umur berasal dari bahasa Arab, ‘umrun. Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) menyebutkan bahwa umur berarti lama waktu hidup, hidup atau nyawa.
Makna yang disebutkan dalam KBBI ini sepertinya belum sepenuhnya menampung makna yang dikandung oleh kata ‘umur’ (arab). Karena kata dalam bahasa Arab, berdasar tinjauan Al Qur’an, menjelaskan makna, ada keterkaitan dengan kata lain, serta mengandung pesan moral.
Kata ‘umru atau ‘amru itu sama. Dalam surat Al Hijr: 72 disebutkan :
(لَعَمْرُكَ إِنَّهُمْ لَفِي سَكْرَتِهِمْ يَعْمَهُونَ)
(Allah berfirman), “Demi umurmu (Muhammad), sungguh, mereka terombang-ambing dalam kemabukan (kesesatan).”
Ada yang berpendapat makna ‘la ‘amruka’ yaitu ibadahmu kepada Allah, atau aku memohon kepada Allah (untuk) mengisi umurmu dengan ibadah kepada-Nya.
Disebutkan dalam Al Rum: 9:
ۚ كَانُوا أَشَدَّ مِنْهُمْ قُوَّةً وَأَثَارُوا الْأَرْضَ وَعَمَرُوهَا أَكْثَرَ مِمَّا عَمَرُوهَا وَجَاءَتْهُمْ رُسُلُهُمْ بِالْبَيِّنَاتِ ۖ
“Orang-orang itu lebih kuat dari mereka (sendiri) dan mereka telah mengolah bumi (tanah) serta memakmurkannya melebihi apa yang telah mereka makmurkan”.
Kata ‘amara-‘amaraa-‘amaruu berarti memakmurkan merupakan satu akar kata dengan ‘umur. Bahwa umur identik dengan peran memakmurkan bumi dengan modal kekuatan dan potensi yang dianugerahkan oleh Allah. Umur untuk memakmurkan bumi, bukan untuk berbuat dhalim di muka bumi.
‘Imarah yang juga satu akar kata dengan ‘umur lawan dari al kharab (rusak). Dan umur, kata Syekh Ahmad Yusuf Abdu Daim, adalah nama bagi masa imarahnya (makmurnya) fisik dengan kehidupannya.
Dan menurut Surat Hud: 61, imarah adalah wadhifat al ‘umri, tugas umur, peran kehidupan, karena Allah berfirman: ” Dia telah menciptakanmu dari bumi (tanah) dan menjadikanmu pemakmurnya”.
Dari kata umur juga ada kata ma’mar yang artinya tempat yang semarak oleh pemiliknya. Bila suatu tempat berdaya guna, memberi hasil itu ma’mar, tempat berumur. Tubuh manusia yang berumur ditandai oleh manfaat dan daya guna yang dihasilkan.
Jadi, umur yang merupakan kehidupan adalah ibadah, membangun dan memakmurkan bumi, serta berdaya guna dan memberi manfaat.
Memasuki 1440 H ini bila ada pertanyaan, berapa umurmu? Maka, maknanya adalah bagaimana ibadahmu, bagaimana peranmu dalam memakmurkan bumi, apakah dirimu berdaya guna dan mampu memberi manfaat bagi kehidupan?
Bila ternyata jawabannya: tidak ada ibadah, tidak berperan dalam memakmurkan bumi, tidak berdaya guna, dan tidak ada manfaat yang dihasilkan, maka itu pertanda tak berumur sebelum jatah usia berakhir.
Wallahu a’lam bisshawab
Malang, 2 Muharram 1440H