assalamualikum ust.. afwan.
bismillah.. mau tanya. dalam kelurga, beban hutang itu di timpakan kpd kelurganya nggeh ? saat bapaknya meninggal. tp jika orang tua ini cerai, bagaimana status hutangnya.. di timpakan ke pihak istri atau suami..?
Jawab:
Kaidah dalam hutang-piutang, madin (debitur) wajib melunasi hutangnya dari harta yang dimilikinya. Bahkan saat debitur meninggal, tanggungan hutangnya diselesaikan dengan harta yang ditinggalkan, sebelum ditunaikan wasiatnya (bila ada), dan sebelum dibagi untuk para ahli waris.
Kaidah ini didasarkan pada ayat waris, surat Al Nisa: 11, “…(Pembagian-pembagian waris tersebut di atas) sesudah dipenuhi wasiat yang ia buat atau (dan) sesudah dibayar hutangnya”.
Berdasar ayat ini ulama -rahimahumullah- berpendapat, bila seseorang meninggal, maka para ahli waris wajib segera menyelesaikan tanggungan si mayit, melunasi hutang-hutangnya yang diambil dari harta yang ditinggalkan. Dengan demikian, perlakuan terhadap harta si mayit secara berurutan sebagai berikut: untuk perawatan jenazah, untuk melunasi hutang-hutangnya, untuk menunaikan wasiatnya (jika ada), dan bila ada sisa dibagi untuk ahli warisnya.
Apabila harta yang ditinggal tak menyukupi untuk pelunasan hutangnya, maka wajib bagi ahli waris untuk melunasinya. Bila seseorang meninggal dan memiliki tanggungan hutang dan tidak ada peninggalan harta untuk melunasinya, maka para ahli waris (istri, anak-anak, ayah, ibu) berkewajiban melunasinya.
Istri turut serta menanggung hutang suaminya bila statusnya sebagai istri tetap melekat hingga suaminya wafat, dan istri termasuk ahli waris. Tapi, bila terjadi perceraian, maka mantan istri tak lagi menjadi ahli waris dengan demikian tidak berkewajiban melunasi hutang mantan suaminya. Dan sebaliknya, mantan suami tidak berkewajiban melunasi hutang mantan istrinya, karena mantan suami tidak mewarisi harta mantan istrinya.
Wallahu a`lam bisshawab
Malang, 1 Sya’ban 1440H
