Oleh:
Ustadz Dr. Ahmad Djalaluddin, Lc. MA.
Ada cerita dalam hadits riwayat Imam Bukhari dan Imam Muslim.
Tiga sekawan dari kalangan Bani Israil. Ketiganya menderita sakit yang menyiksa. Ada yang sakit kulit, ada yang botak, dan ada yang buta.
Allah –subhanahu wa ta`ala- menguji mereka. Dikirimlah malaikat menemui masing-masing dengan berwujud manusia atas kehendak-Nya.
Kepada orang pertama (yang sakit kulit) malaikat bertanya: “Apa yang paling kamu suka?” Orang pertama: “Warna indah dan kulit yang cerah”.
Malaikat pun mengusapnya. Seketika kulitnya menjadi bersih dan indah.
Malaikat melanjutkan: “Harta apa yang paling kau suka?”
Orang pertama: “Onta”.
Malaikat memberinya seekor onta bunting dan berkata: “Semoga Allah memberkahimu pada onta itu.”
Kemudian malaikat mendatangi orang kedua (si botak).
Malaikat: “Apa yang paling kamu suka?”
Orang kedua: “Rambut indah”.
Malaikat mengusapnya dan atas izin Allah tumbuhlah rambut yang indah di kepala si botak.
Malaikat bertanya lagi: “Harta apa yang paling kau suka?”
Orang kedua: “Sapi”.
Malaikat memberinya seekor sapi bunting dan berkata: “Semoga Allah memberkahimu pada sapi itu.”
Terakhir, malaikat mendatangi orang ke tiga (si buta).
Malaikat: “Apa yang paling kamu suka?”
Si buta: “Allah mengembalikan penglihatanku.”
Malaikat pun mengusapnya dan si buta sembuh serta bisa melihat.
Malaikat melanjutkan: “Harta apa yang paling kau suka?”
Si buta: “Domba”.
Malaikat memberinya seekor domba bunting dan berkata: “Semoga Allah memberkahimu pada domba itu.”
Tiga bersahabat itu menjadi kaya raya. Lembah-lembah yang ada di sekitar rumah mereka penuh dengan onta, sapi, dan domba. Di puncak kekayaannya, Allah menguji mereka.
Allah mengutus malaikat menemui masing-masing dengan berpenampilan seperti kondisi ketiga orang itu saat sakitnya.
Malaikat mendatangi orang pertama dan berkata: “Saya perlu bantuan. Perbekalanku habis. Saya tidak bisa melanjutkan perjalanan kecuali dengan bantuan Allah kemudian dengan bantuanmu. Demi Allah yang telah memberimu warna dan kulit yang bagus dan harta (onta), saya mohon bantuanmu agar bisa melanjutkan perjalanan hingga sampai tujuan.”
Orang pertama: “Maaf, tanggunganku banyak”.
Malaikat: “Sepertinya aku mengenalmu. Bukankah dulu kamu berpenyakit kulit? Bukankah kamu dulu fakir kemudian diberi harta oleh Allah?”
Orang pertama: “Hartaku warisan dari orang tua dan leluhurku.”
Malaikat: “Jika kamu dusta, maka Allah akan mengembalikanmu seperti semula.”
Kemudian malaikat mendatangi orang ke dua. Malaikat menyamar sebagai sosok manusia berkepala botak. Malaikat melakukan hal yang sama dan mendapat respon yang sama. Permintaan malaikat ditolak oleh orang ke dua.
Kemudian malaikat menemui orang ke tiga, peternak domba yang sukses. Dengan berpenampilan sebagai sosok orang buta malaikat berkata: “Saya tidak punya apa-apa. Saya ibnu sabil yang kehabisan bekal. Harapanku hanya pada Allah kemudian kepadamu. Dengan Dzat yang telah mengembalikan penglihatanmu, saya meminta seekor domba untuk bekal meneruskan perjalananku.”
Orang ketiga: “Saya dulu buta kemudian disembuhkan oleh Allah. Ambillah dan pilihah sesukamu. Demi Allah saya tidak menghalangi apapun yang engkau ambil karena Allah”.
Malaikat: “Simpan dan jagalah hartamu. Kamu dan dua temanmu diuji oleh Allah. Dia –subhanahu wa ta`ala- ridha kepada mu dan murka kepada dua temanmu.”
? Bila sekarang anda kaya, yakinlah bahwa dulu ‘Allah mendapatimu hidup kekurangan, lalu Dia memberimu kecukupan (Al Dluha: 8).
? Bila anda sekarang menjabat, maka yakinlah dulu anda bukan siapa-siapa. Kekuasaan itu milik Allah, diberikan kepada siapa saja yang dikehendaki (Ali Imran: 26).
? Bila sekarang anda berilmu, yakinlah dulu anda tidak berilmu dan di atas orang-orang yang berilmu ada lagi Yang Maha Mengetahui (Yusuf: 76).
Sekarang, Allah menghadirkan Rohingnya dengan wajah menderita atas kehendak-Nya. Allah menguji kita: siapa yang layak dipertahankan nikmatnya melalui peduli sesama.
#SaveRohingya!
Wallahu a`lam bisshawab