Orang-orang yang mendalam ilmunya, dalam Ali Imran ayat 7, diistilahkan dengan al rasikhuna fi al `ilmi. Hati-hati mereka bersih dan berkomitmen kepada kebenaran. Karena hatinya bersih, maka akal mereka berfungsi sebagaimana mestinya, yaitu mampu menangkap pelajaran-pelajaran kehidupan.
Syaikh Abdurrahman bin Nashir al Sa`di menyebutkan tujuh sifat terpuji yang dimiliki oleh orang-orang yang mendalam ilmunya. Sifat-sifat itu merupakan `unwaanu al sa`adah(indikator-indikator kebahagiaan sejati), yang disimpulkan dari ayat 7-9 dari surat Ali Imran. Sifat-sifat itu adalah:
(1) Memiliki ilmu yang mengantarkan diri menuju kepada Allah, serta ilmu yang menjelaskan hukum-hukum syariatNya.
(2) Mendalam dan kokoh ilmunya, tidak sekedar tahu, tapi spesialis di bidang ilmunya. Allah mengajarinya yang lahir dan batin dari ilmu itu. Ia pun sangat menguasai rahasia-rahasia syariah; baik sisi kognitif, afektif, dan psikomotorik.
(3) Beriman kepada semua Al Kitab yang diturunkan oleh Allah –ta`ala. Dan menyikapi ayat-ayat yang mutasyabihat sebagaimana ayat-ayat yang muhkamat dengan mengatakan, “Kami beriman kepadanya, semuanya dari sisi Tuhan kami”.
(4) Berdoa dan memohon kepada Allah agar dijaga dan diselamatkan dari kesesatan, terhindar dari apa yang dialami oleh orang-orang yang menyimpang.
(5) Mengakui karunia Allah –ta`ala- berupa hidayah dengan berdoa, “Ya Tuhan kami, janganlah engkau condongkan hati kami kepada kesesatan setelah Engkau berikan petunjuk kepada kami.”
(6) Memohon kepada Allah –ta`ala- rahmat, termasuk di dalamnya segala kebaikan dan terhindar dari keburukan, dengan bertawassul dengan nama yang mulia Al Wahhab.
(7) Beriman kepada hari kiamat, dan ada rasa takut pada hari itu yang mendoronya beramal dan menjauhkan diri dari kesesatan.
Wallahu a`lam bisshawab
Sumber: Al `Allamah al Syeikh Abdurrahman bin Nashir Al Sa`di, Taisir al Karim al Rahman fi Tafsiri Kalami al Mannan, Dar Ashda` al Mujtama`, hal. 127.
Malang, 9 Jumadil Tsani 1439H